Langsung ke konten utama

Pengambil Peran

Sebuah cerita yang menghampiri telingaku.

Seorang kakak yang kala itu mendapatkan tugas dari guru untuk menyelesaikan pekerjaan. Di tengah mengerjakan tugas ada sebuah panggilan untuk kakak dari sebuah pengeras suara yang menandakan bahawa kakak sudah di jemput dan sudah waktunya untuk pulang. Dengan sedikit bimbang kakak menghampiri guru.

Kakak : "Ustadzah, saya pulang dulu ya. Sudah di jemput."
Guru : "Diselesaikan tugasnya dulu baru boleh pulang! " 

Kakak : "Ustadzah, saya harus segera pulang karena adik kecil di rumah nanti nagis kalo harus menunggu lama."
Guru : "Nanti diselesaikan di rumah ya? karena belum selesai berarti bintangnya diambil dua ya. "

Kakak : "Ya Ustadzah"

Sebuah percakapan kecil yang mungkin hal yang biasa di alami di lingkungan sekolah. Ada yang beranggapan biar kakak cepet pulang dari pada mengerjakan tugas di sekolah. Yah, sebuah penilaian yang wajar untuk kondisi yang sekarang.

Tapi saya coba melihat dari sudut pandang yang lain.

Kakak mencoba mengambil perannya dan memahami perannya sebagai seoarang kakak yang harus melindungi adik. Dan hukuman pengambilan 2 bintang yang di pilih adalah konskuensi dari sebuah pilihan,

Terimakasih kakak untuk pilihannya, kakak yang nomer 1 

Komentar